Sabtu, 18 April 2009

Peranan Ternak Puyuh Dalam Peningkatan Ekonomi Keluarga

PENDAHULUAN

Puyuh (quail) pada mulanya memang kurang mendapat perhatian dari pada peternak, tubuh dan telurnya yang kecil dengan cara hidup yang liar dianggap tidak dapat diternakkan dan kalau pun bisa merepotkan. Akibatnya banyak kalangan yang beranggapan bahwa beternak puyuh tidak akan pernah membawa keuntungan sama sekali
Dilihat dari segi pengelolaan sampai sekarang peternak kebanyakan masih selalu memakai metode coba – coba. Karena memang metode beternak puyuh belumlah semapan beternak unggas lainnya seperti ayam atau itik. Sehingga dalam beternak pun informasi ternak ayamlah biasanya digunakan untuk beternak puyuh

PEMBAHASAN
Puyuh sebagai salah satu ternak unggas cocok diusahakan sebagai usaha sambilan maupun komersial sebab, telur dan dagingnya semakin popular dan dibutuhkan sebagai salah satu sumber protein hewani yang cukup penting. Usaha ini diharapkan dapat menjadi pendorong lebih dikembangkannya usaha ternak puyuh secara lebih lanjut.
Manfaat Beternak Puyuh
beternak puyuh selain dapat untuk sekadar menyalurkan hobi dan juga untuk usaha kecil-kecilan (rumahan) dan besar- besaran (komersial) maupun sebagai usaha sampingan disetiap umur, puyuh mempunyai nilai jual yang lumayan tinggi. Dari telur konsumsi, telur tetas, hingga bibit dan afkirannya masih dapat dijadikan uang. Bahkan bulu dan kotorannya pun memberi manfaat.
- Telur
Telur puyuh mempunyai nilai kandungan gizi yang tinggi, tidak kalah dengan ternak unggas lainnya. Selian itu rasa nya juga lezat dan dapa disajikan dalam aneka bentuk dan rasa. Bahkan telur puyuh dipercaya memberi kekuatan sehingga sering digunakan sebagai obat kuat dan campuran untuk minim jamu atau anggur. Dilihat dari kandungan protein dan lemaknnya dapat dikatakan telur puyuh lebih baik dibandingkan telur unggas lainnya. Sebab telur puyuh mengandung protein yang tinggi tetapi kadar lemaknya rendah
- Daging
Daging puyuh umumnya diambil dari puyuh yang sudah afkir yaitu puyuh betina yang kemampuannya menghasilkan telur sudah menurun atau burung jantan yang tidak terpilih sebagai pejantan. Daging puyuh biasanya dijual di supermarket dalam bentuk karkas, dan dimasukkan kedalam kemasan plastik tertutup. Di Indonesia menjual daging puyuh secara komersial belum begitu lazim, kecuali di Jawa Tengah.
- Kotoran
Kotoran puyuh baunya lebih menyengat dibandingkan kotoran ayam atau unggas lainnya. Apalagi bila puyuh diberikan pakan berkadar protein tinggi, akan tetapi kotorannya itu masih bisa dimanfaatkan untuk dibuat pupuk.
- Bulu
Bulu – bulu puyuh dari jenis Rollulus Roulroul, Gambels Quail atau Blue Brested Quail, yang terkenal bagus warna bulunya itu dapat kita kumpulkan, bulu-bulunya yang agak halus, terutama bulu pada bagian dada dan punggungnya yang besar dan masih baik kondisinya kita kumpulkan dan dijemur sampai agak kering, setelah itu dapat kita jual untuk dipergunakan sebagai salah satu bahan pembuat lukisan bulu yang sekarang mulia popular, atau sebagai isi bantal pengganti kapuk, busa, atau bulu angsa. Manfaat lain adalah sebagai campuran pakan ternak, karena bulu mempunyai potensi sebagai sumber protein hewani dan mineral serta kaya akan asam amino esensial.
- Hewan laboratorium
Di dalam percobaan-percobaan laboratorium puyuh terpilih sebagai hewan percobaan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang di pakai diantaranya adalah karena siklus hidupnya yang relatif singkat.
- Tabungan
Selain manfaat diatas, ternak puyuh juga dapat dijadikan sebagai tabungan. Dengan memeliharanya kita bisa menetaskan dan memiliki sejumlah puyuh remaja maupun yang siap bertelur. Biasanya bibit-bibit ini sangat diperlukan oleh orang-orang yang ingin mulai bergerak. Dengan demikian maka kita dapat menjualnya dengan harga yang cukup lumayan. Seekor bibit umur tiga hari harganya bisa mencapai Rp 200,00 per ekornya. Sedangkan betina yang sudah siap bertelur harganya mencapai Rp 1500 per ekornya.

PUYUH TERNAK HARAPAN MASA YANG AKAN DATANG

Puyuh termasuk aneka ternak yang punya harapan untuk dikembangbiakkan di Indonesia sebagai penghasil telur dan daging. Tujuan lain adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga melalui pemanfaatan pekarangan. Dengan demikian, puyuh merupakan komoditas ternak yang cocok untuk program pengentasan kemiskinan, khususnya bagi petani yang mempunyai lahan sempit.
Keuntungan pemeliharaan puyuh bagi masyarakat kecil dalam menghasilkan protein hewani ialah berproduksi dalam usia pendek (42 hari telah bertelur), siklus reproduksi singkat, dan tidak memerlukan lahan yang luas. Di samping itu, harga telur dan daging murah sehingga terjangkau oleh daya beli masyarakat.
Secara genetik puyuh tidak diragukan lagi keunggulannya, permasalahannya tertuju pada pengelolaan khusus makanan. Djulardi (l989) menyarankan pemberian makanan untuk puyuh umur 0-3 minggu didalam ransum sebaiknya mengandung energi 3000 kkal/kg dan protein 24 % dan vitamin A sebanyak 5000 iu. Selanjtunya penelitian Djulardi (1995), makanan yang diberikan pada puyuh umur 3 minggu ke atas adalah kandungan energinya 2800 kkal/kg, protein 20 %, yang dibedakan kandungan Ca dan P yaitu pada umur 3-5 minggu masing-masing 2,00 % dan 0,60 % dan pada umur lebih 5 minggu masing-masing 2,50 dan 0,60 %. Pemberian makanan dengan kandungan energi dan protein serta zat-zat makanan lain yang tepat akan menghasilkan produksi telur yang optimal.
Puyuh tidak disangsikan lagi sumbangan dalam memenuhi protein hewani apabila dalam pemeliharaannya diberikan makanan yang sesuai kebutuhannya.

Skala Usaha dan Program Pemeliharaan
Program pemeliharaan yang dimaksud disini adalah garis besar pelaksanaan yang mutlak harus dilaksanakan secara berurutan dan teratur pada waktu tertentu. Program pemeliharaan dibedakan menurut skala usaha yang akan dilaksanakan. Adapun urutan program pelaksaan tersebut adalah sebagai berikut:
- Skala usaha besar
Pengusaha ternak puyuh dalam skala besar biasanya melukun hamper seluruh kegiatan pemeliharaan, dari penetasan, pemeliharaan puyuh anakan (DOQ), pemeliharaan puyuh pembibit dan petelur atau pedaging.
- Skala usaha menengah
Bagi peternak skala menengah biasaanya ada beberapa jalan yang dipilih, yaitu melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan dari penetasan sampai pemeliharaan puyuh dewawsa dengan populasi yang kecil atau hanya melakukan usaha pemeliharaan di mulai dari umur starter atau grower sampai dewasa. Dalam usaha ini ada yang khusus menguashakan puyuh pembibit, petelur, atau pedaging saja.
- Skala usaha kecil atau sampingan
Peternak-peternak yang yang berusaha pada skala kecil atau hanya sebagai usaha sampingan ini biasanya hanya memelihara puyuh dari umur starter atau grower sampai waktunya puyuh diafkir sebagai petelur. Kandang yang diperlukan hanyalah kandang untuk puyuh petelur.
Perkandangan
Puyuh termasuk jenis burung yang tidak tahan dengan perubahan lingkungan yangt sangat berbeda dari waktu kewaktu dan juga kebisingan-kebisingan. Ada beberap hal yangn harus di perhatikan dalam pembuatan kandang:
- Menentukan lokasi kandang
Pertama kali yang perlu dipikirkan adalah menentukan lokasi kandang. Lokasi dapat berada dimana saja, asal cocok untuk kehidupan puyuh tersebut. Bisa saja kandang berupa bangunan sendiri yang terpisah dari rumah, misalnya diteras belakang dan disamping perkarangan ataupun dibagian dari rumah yang memungkinkan puyuh untuk dipelihara.
- Sistem kandang
Sistem yang biasa diterapkan adalah sistem litter dan sangakar atau baterei.
- Persyaratan kandang
Pembuatan kandang merupakan suatu langkah awal didalam usaha dalam beternak puyuh. Sekali kandang telah berdiri berarti untuk seterusnya seperti itu wujudnya. Dan peralatan kandang memerlukan investasi yang tidak sedikit, maka dalam pembuatannya perlu ada perencanaan benar-benar matang.
- Jenis-jenis kandang
Puyuh - puyuh baik yang masih anakan maupun dewasa selalu dikandangkan. Dalam kandang itu akan terisi puluhan bahkan ratusan ekor puyuh yang harus diingat adalah perlunya pengelompokan berdasarkan umur yang sama atau rata-rata sama.
Sebab dengan pengelompokan demikian akan memudahkan kita memberi makan, minum, perawatan kesehatan, dan pengambilan telurnnya juga memudahkan pengawasan bila ada yang sakit dan untuk menghindari sifat kanibalismenya. Oleh karena itu dalam beternak puyuh dibedakan bebepara jenis kandang sesuai dengan keperluannya : kandang untuk indukan pembibit, kandang untuk induk petelur, kandang untuk petelur, kandang untuk anak puyuh atau umur starter ( kandang indukan), andang untuk puyuh umur grower dan layer dan sanitasi kandang

Pakan
Faktor terpenting dalam keberhasilan beternak puyuh adalah faktor( nutrisi). Pakan dianggap terpenting, sebab 80% biaya yang dikeluarkan seorang peternak puyuh digunakan untuk pembelian pakan. Jadi jika terjadi kesalahan dalam pemberian pakan, peternakan sudah pasti tidak merasakan manfaat atau keuntungan, justru kerugian lah yang diperolehnya, bahkan mereka lalu gulung tikar.

E. Analisa Usaha Beternak Puyuh
a. Investasi
- kandang ukuran 9 x 0,6 x 1,9 m Rp.800.000
Untuk 1 jalur + tempat makan dan minum
- kandang luar Rp. 500.000
b.Biaya pemeliharaan
( umur 0 – 2 bulan )
- Day old quail x Rp.275 ( harga DOQ ) Rp. 550.000
- Obat ( vitamin dan vaksinasi ) Rp. 50.000
- Pakan ( selama 60 hari ) Rp..1.028.000 +
Rp. 1628.000
c. Biaya pemeliharaan ( 0 – 4 bulan )
- 2000 DOQ x Rp.275 Rp .550.000
- Obat ( vitamin dan vaksinasi ) Rp. 100.000
- Pakan ( sampai dengan umur 3 minggu ) Rp. 848.000
- Pakan ( sampai minggu ke 4 ) Rp.1.815.000 +
Betina 1615 ekor, dan 71 ekor Rp.1.628.250
Jantan ( 25 % jantan layak bibit )
d. Biaya pemeliharaan
( umur 8 bulan )
- Biaya untuk umur 0 – 4 bulan Rp.3.313.440
- Biaya untuk umur 4 – 8 bulan Rp.2.284.530 +
Rp.5,597.970

PENUTUP
A.Kesimpulan
Dilihat dari kandungan protein dan lemaknya dapat di kataknya telur puyuh lebih baik dibandingkan telur unggas. Karena daging puyuh mengandung 21,10 % protein, sedangkan lemaknya hanya 7,7 % saja. Dan cara pemasakannya pun tidak sulit.

B. Saran
- Kami berharap makalah ini dapat mengisi kekosongan informasi tentang bentuk puyuh, sehingga dapat tercipta peternakan puyuh yang sehat dan dapat bersaing dengan peternakan unggas lainnya.
- Untuk penyempurnaan penyusunan makalah ini pada masa yang akan datang,maka kritikan dan gagasan yang membangun dari para pembaca atau pendengar sangat kami harapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Djanah , D. dan Sulistiyani, Beternak Puyuh ( Jakarta : CV simplex : 1985 )
Evitasari , W.d. dkk. Beternak Puyuh dan Pemeliharaan secara modern ( semarang : Aneka Ilmu, 1982 )
Listiyawati , Elly . Puyuh Tata Laksana Budi daya secara komersial ( Jakarta Swadaya, 2001 )

MEMILAH PENYAKIT PENCERNAAN PADA AYAM

Tentang penyakit pencernaan unggas, Drh Iwan Utama dari FKH Universitas Udayana Bali dalam suatu forum dokter hewan mengungkapkan, para akademisi dapat menjawab (memilah, red) seperti apa yang selama ini dihipotesiskan. Mengapa?

“Tak usah jauh-jauh,” kata Drh Iwan, “Kita lihat saja sistem peternakan yang telah ada dan jangan lupa juga mengenai sistem transportasi unggas ke tempat penjualan/ pemotongan. pernahkah ada yang mencoba mengamati, minimal mengandaikan jika diri kita diangkut seperti itu. bagaimana perasaan kita?”

“Apakah terpikirkan mengenai the 5 prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare)? Jangan menyalahkan dipeternakan saja, tetapi cara transportasi juga perlu diperhitungkan dampaknya terhadap stres dan peluang kemunculan penyakit,” jelas Drh Iwan..

Masalah gangguan pencernaan pada unggas ini, Dr Drh Soeripto MSV dari Bbalitvet Bogor mendapatkan pengalaman di lapangan ada beberapa macam sebab. Ada yang karena stres, perubahan cuaca panas ke dingin, sehingga ayam berubah kondisinya menjadi tidak baik dan pertahanan tubuhnya turun sehingga memunculkan penyakit.

Dalam hal ini, menurut Dr Soeripto, pemanasan pada ayam kecil saat minggu pertama pertumbuhan sangat memberi pengaruh terhadap kemampuan ayam untuk makan. Pergantian pakan yang tidak tepat dapat mengganggu saluran pencernaan yang akhirnya mengganggu pencernaan ayam itu.

Bila pemberian pakan bernutrisi seperti protein yang mengandung asam amino tidak sesuai harapan, dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.

Begitupun bila uremic-nitrogen diberikan dalam konsentrasi berlebihan dapat menyebabkan deposit asam urat.

Sementara bila ayam tidak mengkonsumsi vitamin A dalam jumlah yang menyebabkan defisiensi vitamin dapat bergejala klinis gangguan di mulut, usofagus dan tembolok crop, ketidakseimbangan konsentrasi urin di ginjal dengan penimbunan urecmic acid tadi, dan mungkin banyak lagi gangguan.

“Semua ini berhubungan dengan pencernaan,” tegas Dr Soeripto.

Pemeriksaan kesehatan terhadap ayam yang terserang penyakit defisiensi vitamin A dapat dibandingkan dengan ayam yang terserang Aspergillosis akibat gangguan jamur Aspergillus pada mulut. Ciri-ciri kedua penyakit ini mirip, pada mulit terdapat bentukan putih-putih. Orang bisa keliru pendapat tentang penyakitnya, sehingga perlu kepastian dengan pemeriksaan dengan usapan, dengan pemeriksaan media laboratorium.

Parasit internal yang menyebabkan masalah pencernaan adalah koksidia. Koksidia menyebabkan koksidiosis yang menyerang pada usus halus dan kadang menimbulkan perdarahan sehingga ayam mengalami berak darah.

Dalam kondisi ayam berak darah ini kalau kekebalan tubuhnya bagus, ayam tetap dapat mengalami pertumbuhan yang terlambat.

Pada pemeriksaan Koksidiosis dalam sekum pun sebenarnya dapat ditemukan atau kelihatan cacing askaris dengan akumulasi yang banyak. Tentu saja sangat menyebabkan gangguan pencernaan.

Perlu diingat bilamana pengobatan koksi tidak baik dapat menggertak timbulnya perdarahan pada radang usus yang dikenal sebagai hemoragik enteritis. Pada banyak kasus, serangan clostridium bersifat ganas bila ketahahan tubuh turun.

Penyakit infeksius seperti ND secara internal menyebabkan banyak perdarahan, dan ayam langsung mati.

Beberapa penyakit menyebabkan gangguan bersifat ekonomi, sedang penyakit seperti ND, Gumboro dan AI rata-rata bersifat fatal, menyebabkan perdarahan dan gangguan saluran pencernaan

Tentang Kolibasilosis, banyak orang beranggapan penyebabnya terkait dengan air saja, sedangkan pakan dan feses tidak berpengaruh. Padahal sesungguhnya kotoran ini merupakan media yang sangat baik untuk berkembangnya bakteri Koli penyebab kolibasilosis yang sesungguhnya sifatnya ada yang patogen dan tidak patogen. “Kalau dalam jumlah banyak dapat mengganggu keseimbangan mikro,” tutur Dr Soeripto.

Yang paling kasat mata adalah infeksi ND, Gumboro dan AI. Semua dapat merupakan kesalahan pengelola, yang dapat menyebabkan nilai ekonomisnya turun, akibat pertumbuhan terganggu dan konversi pakan tidak sampai.

Adapun pada musim penghujan yang mengakibatkan tanah, sekam/ litter ayam becek dengan kelembaban yang tinggi, sangat dibutuhkan manajemen sekam dengan membolak-balik. Dalam periode ini juga perlu ditambahkan kapur, untuk mencegah gangguan Koksidiosis muncul.

Manajemen kesehatan juga harus bisa menyikapi problem-problem pakan. Demikian Dr Drh Soeripto MSV dari Bbalitvet Bogor, seraya memberi contoh selengkapnya pada artikel Pakan dan Penyakit Ayam. “Pakan sangat perlu diperhatikan. Meskipun tidak secara sekaligus dapat langsung membunuh ayam, manajemen pakan harus dikontrol,” katanya. (Infovet)

Oleh Yonathan Rahardjo